Panggilan Terbuka: “Terhubung Lewat Hal-Hal yang Tinggal”
Setelah melakukan kunjungan lapangan, menerima donasi materi yang berkaitan dengan sejarah queer di Indonesia dan mengolahnya secara digital, tahun ini QIA menginisiasi rangkaian workshop dan residensi online. Melalui program ini, peserta residensi akan berdiskusi tentang pendekatan-pendekatan arsip queer dan merefleksikan perannya dalam membuka percakapan tentang memori dan sejarah queer di Indonesia, termasuk hal-hal teknis, etis dan politis yang menyertainya. Dalam edisi perdana ini, QIA mengambil tema “Terhubung Lewat Hal-Hal yang Tinggal” untuk mengeksplorasi kemungkinan pendekatan arsip queer di Indonesia. Lewat hal-hal yang tinggal, peserta akan menelisik kehadiran atau ketidakhadiran narasi tertentu dalam sebuah arsip. Kami mengajak peserta residensi untuk melibatkan pengalaman individu, kolektivitas dan solidaritas yang hidup dan tumbuh dalam komunitas–termasuk beragam kompleksitas dinamika, perayaan dan tantangannya–dalam pembacaan atau penulisan ulang sejarah queer di Indonesia yang terefleksi dalam koleksi arsip QIA. Peserta residensi akan diajak untuk menelusuri koleksi arsip QIA, membaca arsip bersama, berdiskusi dengan anggota kolektif manajemen QIA, para relawan dan fasilitator workshop. Setelah rangkaian workshop dan konsultasi selesai, peserta residensi diwajibkan membuat karya berbasis digital atau karya lain yang bisa didigitasi untuk dipamerkan melalui website QIA.
Perjalanan Panjang Menyusuri Identitas Diri
Berada di baris terdepan dalam memperjuangankan hak Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), Yuli Rustinawati punya banyak cerita menarik di balik kiprahnya. Dari seorang anak kecil yang hobi main layangan, eksponen reformasi 1998 ini tumbuh menjadi aktivis yang gigih menggalang solidaritas bagi kelompok minoritas.
Refleksi Beby tentang kisah Yasmin Purba
“Aku anak yang keras kepala,” ucap Yasmin Purba yang kemudian mengidentifikasi diri sebagai seorang lesbian
Tulisan Pengantar: Surat dari Ger
Perasaan queer tak mungkin lepas dari kompleksitas tentang bagaimana kategori queer diletakkan dalam sejarah yang memposisikannya sebagai keberadaan yang gagal atau bahkan ketiadaan.
Mengenang Bunda Dorce yang Abadi atas Waktu
Dorce Gamalama meninggal pada 16 Februari 2022. Sebagai ikon, kisah hidupnya tidak hanya melekatkannya pada perkembangan industri hiburan maupun budaya pop kita, melainkan terhubung pada konteks sejarah gerakan perjuangan LGBTIQ+ di Indonesia.
Mengarsipkan Memori di Queer Indonesia Archive
Di Catatan Pinggir edisi ini, Queer Indonesia Archive memaparkan pentingya menjaga kisah orang queer di Indonesia.
Vice Magazine Menampilkan QIA
Majalah Vice menampilkan Queer Indonesia Archive dan pentingnya media komunitas yang terdapat di koleksi QIA.
Liputan QIA oleh Reuters
Liputan tentang Queer Indonesia Archive oleh Reuters, ditulis Stanley Widianto.
Days with Nina
“Days with Nina” merupakan sebuah buku kliping fiksi yang bercerita tentang pasangan lesbian yang menemukan satu sama lain melalui majalah queer.