Queer Indonesia Archive adalah sebuah proyek arsip digital yang bertujuan mengoleksi, menjaga, dan menyebarkan material yang menggambarkan kehidupan dan pengalaman queer di Indonesia
Proyek ini dijalankan oleh sukarelawan, berfokus pada komunitas, dan bersifat non-profitBerita Kami
-
in Berita
Panggilan Terbuka: “Terhubung Lewat Hal-Hal yang Tinggal”
Setelah melakukan kunjungan lapangan, menerima donasi materi yang berkaitan dengan sejarah queer di Indonesia dan mengolahnya secara digital, tahun ini QIA menginisiasi rangkaian workshop dan residensi online. Melalui program ini, peserta residensi akan berdiskusi tentang pendekatan-pendekatan arsip queer dan merefleksikan
-
Perjalanan Panjang Menyusuri Identitas Diri
Berada di baris terdepan dalam memperjuangankan hak Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), Yuli Rustinawati punya banyak cerita menarik di balik kiprahnya. Dari seorang anak kecil yang hobi main layangan, eksponen reformasi 1998 ini tumbuh menjadi aktivis yang gigih menggalang
-
Refleksi Beby tentang kisah Yasmin Purba
“Aku anak yang keras kepala,” ucap Yasmin Purba yang kemudian mengidentifikasi diri sebagai seorang lesbian
-
Tulisan Pengantar: Surat dari Ger
Perasaan queer tak mungkin lepas dari kompleksitas tentang bagaimana kategori queer diletakkan dalam sejarah yang memposisikannya sebagai keberadaan yang gagal atau bahkan ketiadaan.
Kerja
yang Kami Lakukan
Mengoleksi
QIA bekerjasama dengan komunitas queer untuk mengumpulkan dan mendigitasi materi serta merekam sejarah lisanMengelola
QIA menyusun katalog materi karya komunitas dan membuatnya mudah ditemukan publikMerayakan
Kami menyusun pameran kolaboratif dan mendorong penggunaan materi arsip untuk karya kreatifKonten Pilihan
Pameran
Majalah
Queer Indonesia
Tahun 1980-an, 1990-an, dan 2000-an
Berbagai media cetak (majalah atau tabloid) dalam tiras yang relatif kecil dan diterbitkan secara independen, merupakan suatu ruang ekspresi yang cukup menonjol di kalangan komunitas gay dan lesbian Indonesia sebelum era internet. Majalah queer di Tanah Air muncul pertama kali tahun 1982 dan perlahan-lahan meredup di pertengahan 2000-an seiring dengan berkembangnya interaksi melalui dunia maya. Selama sekitar dua dekade, majalah-majalah itulah yang menghubungkan beragam komunitas queer di penjuru Nusantara.
Queer
di Jakarta pada dekade 90an
Sejarah yang Belum Lengkap
Jakarta di dekade 90an adalah kota yang penuh kontradiksi. Konservatisme garis keras Orde Baru bertabrakan dengan perubahan pesat yang dibawa oleh kemajuan ekonomi dan globalisasi. Keriuhan ini berakhir tiba-tiba seiring datangnya Krisis Moneter dan Reformasi. Pameran virtual ini memberikan sebuah jendela untuk mengintip kehidupan komunitas queer yang berpesta dan berjuang sepanjang dekade yang akan mengubah Indonesia selamanya.
AIDS
& Queer di Indonesia
Menelusuri jejak HIV dan respon komunitas queer melalui materi arsip Queer Indonesia Archive
Jejak penanganan HIV di Indonesia tidak lepas dari perjuangan demi perjuangan komunitas queer untuk melawan stigma & diskriminasi. Mereka mengedukasi diri, bersiasat melawan politik kesehatan yang mengalienasi komunitas queer, dan bersama merangkul ODHIV yang ditinggalkan. Melalui jejaring, kelompok kerja, organisasi dan pertemuan-pertemuan, banyak hal luar biasa yang teman-teman queer capai. Hal-hal yang seringkali dilupakan dan tereduksi sebagai angka statistik belaka dalam sejarah AIDS di Indonesia. Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan bahwa kerja-kerja komunitas queer membawa suka cita, daya tangguh dan harapan baru dalam penangan HIV di Indonesia.
Koleksi Kami
Film, Acara Televisi dan Audio
Materi berkaitan dengan Film, Musik, TV dan Radio IndonesiaAkademia dan Riset
Daftar koleksi dan materi yang berkaitan dengan tulisan dan riset akademisKirim Materi
Kalau kamu punya materi-materi yang berkaitan dengan Arsip, klik link di bawah.QIA tertarik mengumpulkan materi-materi yang bisa dialihdigitalkan. Materi-materi yang kami kumpulkan termasuk koleksi atau surat personal dan rekaman atau notulensi organisasi; publikasi berkala; buku; majalah; zines; poster; foto; film; rekaman video; rekaman suara (wawancara, program radio, pidato, dll); kliping koran; karya tulis (skripsi/tesis/disertasi); artikel; pamflet; brosur; undangan; kartu ucapan; pin; kaos; banner; benda lain; benda-benda digital; website; blog, dll.